Jakarta, Oneplusweb.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) mencatat sebanyak 12 kejadian bencana terjadi dalam kurun waktu 24 jam, mulai 20 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB hingga 21 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB.
Sebagian besar bencana berupa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda delapan daerah di Indonesia. Karhutla pertama tercatat di Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada Selasa (19/8) dengan luas terdampak sekitar enam hektare. Hingga kini api belum padam karena lokasi cukup jauh dari permukiman.
Karhutla juga melanda Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tepatnya di Kecamatan Bayang dan Batang Kapas. Luas terdampak mencapai tiga hektare dan api berhasil dipadamkan. Di Kota Sibolga, Sumatera Utara, sekitar tiga hektare lahan terbakar dalam status siaga darurat, namun api telah padam. Sementara itu, di Kabupaten Padang Lawas Utara, kebakaran meluas hingga 300 hektare dan masih dalam proses pemadaman.
Wilayah lain yang terdampak karhutla adalah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dengan dua hektare terbakar dan telah berhasil dipadamkan. Di Provinsi Aceh, kebakaran hutan melanda dua wilayah, yakni Kabupaten Aceh Selatan dengan 15 hektare lahan terbakar serta Kabupaten Aceh Barat seluas 3,5 hektare di Kecamatan Kaway XVI dan Arongan Lambalek. Pemadaman di beberapa titik masih berlangsung.
Selain karhutla, bencana lain juga terjadi di Pulau Jawa. Banjir rob melanda Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Tirtajaya, Cibuaya, Cilebar, dan Tempuran. Sebanyak 481 KK atau 1.242 jiwa terdampak, dengan kerugian materil mencapai 405 rumah terendam air setinggi 0–50 cm. Hingga kini, masyarakat masih bertahan di rumah masing-masing.
Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, angin kencang disertai hujan deras mengakibatkan kerusakan pada 50 rumah. Pendataan lanjutan masih dilakukan oleh tim gabungan di lapangan.
BNPB mengimbau seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana di musim kemarau, khususnya karhutla, kekeringan, banjir rob, serta erupsi gunung api. Kolaborasi lintas sektor disebut tetap menjadi prioritas untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana.
Reporter: Tim
Editor: Memo


0 Komentar