Jawa Barat 10 Oktober 2025. OnePlus.web.id.Provinsi yang kini dikenal dengan keindahan alam, keramahan masyarakat, serta budaya yang adiluhung ini menyimpan sejarah panjang sejak masa kerajaan kuno di Nusantara. Asal usul Jawa Barat tidak dapat dipisahkan dari perjalanan peradaban Sunda, yang telah berkembang ribuan tahun sebelum Indonesia merdeka.
Awal Mula: Tatar Sunda Purba
Wilayah yang kini disebut Jawa Barat dahulu dikenal dengan nama Tatar Sunda. Istilah “Sunda” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti terang, suci, atau putih, melambangkan kejernihan budi dan keluhuran moral masyarakatnya.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat Sunda sudah teratur sejak abad ke-5 Masehi, ditandai dengan berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini meninggalkan banyak prasasti penting seperti Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, dan Tugu, yang ditemukan di sekitar Bogor dan Jakarta.
Kerajaan Tarumanegara: Cikal Bakal Jawa Barat
Tarumanegara dipimpin oleh raja bijak bernama Purnawarman. Ia terkenal karena memperjuangkan kemakmuran rakyat dengan menggali saluran sungai untuk pertanian dan perdagangan. Tarumanegara juga dikenal menjalin hubungan internasional dengan India, menunjukkan kemajuan diplomasi di masa lampau.
Namun seiring waktu, kekuatan Tarumanegara melemah dan digantikan oleh Kerajaan Sunda-Galuh, yang kelak menjadi simbol kejayaan Tatar Sunda.
Kerajaan Sunda dan Galuh: Dua Takhta dalam Satu Tanah
Kerajaan Sunda-Galuh berdiri sekitar abad ke-7 M dengan pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran (kini wilayah Bogor). Raja yang paling termasyhur adalah Prabu Siliwangi, tokoh legendaris yang dikenal arif, pemberani, dan cinta tanah air.
Di masa Prabu Siliwangi, budaya Sunda mencapai puncak kejayaannya. Prinsip hidup masyarakatnya berlandaskan nilai “silih asih, silih asah, silih asuh”, yang berarti saling mengasihi, saling mengajari, dan saling menjaga — sebuah filosofi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Jawa Barat hingga kini.
Keruntuhan Pajajaran dan Datangnya Islam
Kerajaan Pajajaran akhirnya runtuh pada abad ke-16 akibat ekspansi Kesultanan Banten. Bersamaan dengan itu, Islam mulai menyebar luas di Tatar Sunda, menggantikan sistem kepercayaan Hindu-Buddha.
Masuknya Islam membawa pembaruan besar dalam tatanan sosial dan budaya masyarakat. Nilai-nilai keislaman berpadu dengan tradisi Sunda, membentuk karakter masyarakat yang religius dan sopan.
J
awa Barat di Masa Penjajahan dan Kemerdekaan
Ketika kolonial Belanda datang, rakyat Sunda menunjukkan semangat perjuangan luar biasa. Nama-nama seperti Dipati Ukur, Ki Bagus Rangin, dan Pangeran Kornel dikenang sebagai pahlawan yang menentang penjajahan.
Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, Tatar Sunda resmi menjadi Provinsi Jawa Barat, dengan Bandung sebagai ibu kotanya. Hingga kini, Jawa Barat dikenal sebagai provinsi berpenduduk terbanyak di Indonesia, dengan kemajuan pesat di bidang pendidikan, industri, dan pariwisata.
Warisan Abadi Budaya Sunda
Dari wayang golek, karawitan, angklung, hingga kuliner seperti nasi liwet, peuyeum, dan surabi, semua menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Jawa Barat. Musik angklung bahkan diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
Nilai-nilai kesopanan, keramahan, dan gotong royong menjadi warisan leluhur yang masih kuat hingga kini, menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang tidak hanya indah, tapi juga penuh makna sejarah.
Fakta Unik dan Menarik tentang Jawa Barat
- Gunung Tangkuban Parahu di Bandung berasal dari legenda Sangkuriang, kisah cinta tragis yang menjadi salah satu cerita rakyat paling terkenal di Indonesia.
- Angklung dari Jawa Barat adalah alat musik bambu yang bisa dimainkan secara orkestra satu-satunya di dunia yang bisa menghasilkan harmoni nada dari goyangan tangan.
- Bandung dijuluki “Kota Kembang” sejak zaman Belanda karena keindahan taman dan pesonanya yang menawan.
- Bahasa Sunda memiliki tingkatan tutur yang menunjukkan kesopanan, dari halus (lemes) hingga akrab (kasar), mencerminkan karakter masyarakatnya yang penuh tata krama.
- Jawa Barat adalah provinsi pertama yang dibentuk setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
“Tiis ceuli, herang mata, nyunda salamina.”
(Tenang telinga, jernih mata, tetap menjaga jati diri Sunda untuk selamanya.
(R70T).








0 Komentar