Iklan

header ads

Tradisi Adat Lengser: Warisan Budaya Sunda dalam Penyambutan Pengantin yang Penuh Makna

 




Bandung,10 Oktober 2925. OnePlus.web.id . Di tengah modernisasi yang kian pesat, adat Lengser masih menjadi salah satu tradisi sakral yang terus dilestarikan oleh masyarakat Sunda, khususnya di wilayah Jawa Barat. Upacara adat ini biasa dilakukan dalam penyambutan pengantin sebagai simbol penghormatan, doa restu, dan kebahagiaan dalam menyambut kehidupan baru pasangan yang akan menempuh bahtera rumah tangga.


Asal Usul dan Makna Filosofis Lengser

Tradisi Lengser berakar kuat dari budaya Sunda kuno yang menjunjung tinggi nilai kesopanan, kehormatan, dan kebijaksanaan. Kata Lengser sendiri berasal dari istilah “turun tahta” atau “menyambut dengan kerendahan hati.” Dalam konteks pernikahan, Lengser melambangkan seorang pemimpin (raja) yang rela turun ke tengah rakyatnya untuk menyambut kebahagiaan dan cinta kasih yang baru tumbuh.

Tokoh utama dalam upacara ini disebut Ki Lengser, seorang sesepuh berperan sebagai tokoh bijak yang menyambut pengantin seperti menyambut raja dan ratu. Ia biasanya mengenakan pakaian adat Sunda berupa kain batik, baju kampret, iket kepala, dan tongkat kayu sebagai simbol wibawa dan kebijaksanaan.



Rangkaian Upacara Lengser

Upacara Lengser biasanya diawali dengan iring-iringan gamelan Sunda yang mengiringi kedatangan pengantin. Di depan barisan, tampak Ki Lengser berjalan dengan langkah khas, kadang disertai penari-penari ronggeng atau anak-anak kecil berpakaian adat yang membawa bunga rampai.

Berikut adalah tahapan utama dalam prosesi adat Lengser:

  1. Sambutan Lengser: Ki Lengser menyambut rombongan pengantin dengan tarian khas dan gestur hormat, menandakan kerendahan hati dan kebijaksanaan.
  2. Ngibing atau Menari: Lengser menari diiringi musik gamelan, simbol kegembiraan dan doa agar pernikahan diberkahi kebahagiaan.
  3. Penyerahan Pengantin: Setelah Ki Lengser selesai menari, ia menyerahkan pengantin kepada pihak keluarga atau sesepuh dengan ucapan doa dan restu.
  4. Wejangan atau Petuah: Ki Lengser biasanya memberikan wejangan, berupa nasihat hidup dan pesan moral bagi kedua mempelai untuk saling menghargai, menjaga kesetiaan, dan menjalani rumah tangga dengan penuh kasih
  5. .


Simbolisme dalam Busana dan Gerakan

Setiap unsur dalam tradisi Lengser memiliki makna mendalam. Tongkat yang dibawa Ki Lengser melambangkan penuntun jalan kehidupan, sedangkan senyum dan tarian menggambarkan keramahtamahan khas masyarakat Sunda. Musik gamelan yang mengiringi prosesi mencerminkan harmoni, keselarasan, dan doa agar kehidupan rumah tangga pengantin berjalan damai.



Pelestarian Tradisi Lengser di Masa Kini

Meski zaman terus berubah, adat Lengser tetap menjadi daya tarik dalam setiap pernikahan adat Sunda. Banyak hotel, gedung pernikahan, hingga desa wisata budaya di Bandung, Garut, dan Ciamis masih rutin menampilkan upacara ini sebagai bentuk pelestarian warisan leluhur.

Bahkan, sejumlah sekolah dan sanggar seni di Jawa Barat kini mulai mengajarkan kembali seni dan filosofi Lengser kepada generasi muda agar tradisi ini tidak punah di telan waktu.

Tradisi adat Lengser bukan hanya sekadar hiburan dalam pesta pernikahan, melainkan cerminan nilai-nilai luhur masyarakat Sunda yang menjunjung tinggi kesopanan, penghormatan, dan kebijaksanaan. Dengan menjaga dan melestarikannya, generasi sekarang turut melanjutkan napas budaya Jawa Barat yang kaya akan makna dan keindahan.


(R70T)

 

Posting Komentar

0 Komentar