Iklan

header ads

Aset Triliunan Rupiah APBD Bojonegoro, Namun Potret Kemiskinan Masih Membayangi Warga Pedesaan


Oneplus.web.id - Bojonegoro – Di tengah besarnya anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro yang mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya, masih banyak warga di pelosok daerah yang belum sepenuhnya merasakan pemerataan pembangunan.

Potret ketimpangan itu tampak jelas di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Di wilayah yang berjarak puluhan kilometer dari pusat kota tersebut, sejumlah anak-anak harus menempuh perjalanan berat setiap hari demi bisa bersekolah. Mereka bahkan harus menyeberangi sungai yang arusnya tidak menentu dengan sarana seadanya. Kondisi itu tentu mengundang keprihatinan banyak pihak, mengingat risiko yang mereka hadapi demi menuntut ilmu.

Tak hanya soal akses pendidikan, sejumlah warga juga mengaku masih merasakan kesulitan ekonomi. Kondisi jalan yang berlumpur dan minim penerangan membuat wilayah tersebut seakan terisolasi dari keramaian kota. Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan pekerjaan serabutan dengan pendapatan yang tidak menentu.

Sementara itu, di sisi lain, Kabupaten Bojonegoro dikenal sebagai daerah dengan kekayaan sumber daya alam dan aset daerah bernilai triliunan rupiah. Perekonomian daerah juga didukung oleh potensi minyak dan gas bumi yang besar, serta kucuran dana bagi hasil (DBH) migas yang cukup tinggi dibanding daerah lain di Jawa Timur.

Namun, disparitas sosial masih terlihat nyata. Banyak masyarakat menilai pembangunan belum sepenuhnya menyentuh kebutuhan dasar warga di wilayah pedesaan. Hal ini memunculkan harapan agar pemerintah daerah bersama DPRD dapat lebih fokus menyalurkan program yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat kecil, terutama dalam hal pendidikan, infrastruktur dasar, dan lapangan kerja.

Masyarakat berharap dana triliunan rupiah yang bersumber dari APBD dapat benar-benar digunakan secara efektif dan tepat sasaran, agar kesenjangan sosial antara perkotaan dan pedesaan tidak terus melebar.



Sumber: Tim
Editor: Redaksi

Posting Komentar

0 Komentar