OnePlusWeb.id –4Desember 2025 Lingkungan & Internasional Bangkok, Thailand — Dunia kembali memperingati World Wildlife Conservation Day atau Hari Konservasi Alam Liar Sedunia pada 4 Desember 2025. Tahun ini, perhatian publik dunia tertuju pada Thailand yang menjadi salah satu negara Asia dengan berbagai program konservasi yang agresif, terutama untuk menyelamatkan gajah Asia, harimau Indocina, dan spesies langka yang populasinya makin terancam.
Thailand, melalui Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan, mengumumkan sejumlah program baru, termasuk penguatan kawasan hutan lindung, pengawasan perburuan ilegal, serta peningkatan pusat rehabilitasi satwa langka. Program ini mendapat pengakuan internasional karena dianggap sebagai salah satu yang paling progresif di kawasan Asia Tenggara.
Tema 2025: “Restore the Wild, Rebuild the Future”
Tema global peringatan tahun ini adalah “Restore the Wild, Rebuild the Future” yang menekankan pentingnya pemulihan habitat dan perlindungan satwa liar sebagai bagian dari upaya memulihkan bumi dari dampak perubahan iklim dan kerusakan alam.
Menurut organisasi konservasi dunia, sekitar 1 juta spesies tengah berada di ambang kepunahan. Di Asia Tenggara, tekanan terbesar datang dari:
- Perburuan satwa ilegal
- Perdagangan organ tubuh satwa
- Rusaknya habitat akibat pembangunan tanpa kontrol
- Kebakaran hutan
- Perubahan iklim ekstrem
Thailand termasuk negara yang menghadapi tantangan besar tersebut, namun dinilai serius memperbaiki kondisi ekologisnya.
Gajah Thailand, Ikon yang Terus Terancam
Salah satu fokus utama Thailand di Hari Konservasi 2025 adalah perlindungan gajah Asia. Meskipun menjadi simbol negara, populasi gajah terus menurun akibat penyusutan habitat, konflik dengan manusia, dan perdagangan ilegal.
Program terbaru pemerintah Thailand meliputi:
- Pembukaan koridor migrasi untuk gajah
- Peningkatan area taman nasional
- Pembatasan pusat penangkaran komersial
- Pelatihan sukarelawan penjaga satwa liar
Para aktivis lingkungan mengapresiasi langkah tersebut, namun menekankan perlunya pengawasan ketat terhadap tempat wisata yang masih mengeksploitasi gajah.
Harimau Indocina Mulai Tunjukkan Pemulihan
Thailand juga mencatat kemajuan dalam upaya melestarikan Harimau Indocina, salah satu spesies harimau yang paling terancam punah di dunia. Kamera jebak yang dipasang di hutan Khao Yai dan Thungyai Naresuan melaporkan peningkatan jumlah harimau liar dalam dua tahun terakhir.
Populasi ini mulai pulih berkat:
- Pengawasan ketat anti-perburuan
- Pengurangan pembukaan hutan ilegal
- Pemulihan populasi mangsa alami
Kemajuan ini membuat Thailand dijadikan contoh bagi negara lain dalam manajemen konservasi harimau.
Partisipasi Masyarakat dan Wisatawan
Peringatan tahun ini diwarnai ratusan kegiatan:
- Edukasi konservasi di sekolah-sekolah
- Aksi tanam pohon massal
- Pameran foto satwa langka
- Konser amal bertema alam
- Kampanye digital anti-perdagangan satwa liar
Wisatawan lokal dan internasional juga diajak untuk lebih beretika dalam memilih destinasi wisata yang tidak mengeksploitasi satwa.
Indonesia dan Thailand: Dua Negara Kunci Konservasi Asia
Di Asia Tenggara, Indonesia dan Thailand dianggap sebagai dua pemain utama dalam keberhasilan konservasi satwa liar. Keduanya memiliki:
- Hutan tropis luas
- Keanekaragaman hayati tertinggi di dunia
- Spesies-spesies endemik langka
- Tantangan konservasi serupa
Kolaborasi Indonesia–Thailand diprediksi akan semakin kuat dalam lima tahun mendatang, terutama untuk melindungi habitat dan menindak perdagangan ilegal satwa di jalur Asia–Pasifik.
Kesimpulan: Thailand 2025 Jadi Sinar Harapan Konservasi Asia
Hari Konservasi Alam Liar Sedunia tahun ini menjadi momentum penting bagi negara-negara di Asia, terutama Thailand yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam pelestarian satwa liar.
Dengan upaya terpadu pemerintah, komunitas, dan organisasi internasional, harapan baru muncul bahwa masa depan satwa liar Asia masih dapat diselamatkan—meski tantangan tetap besar dan mendesak.
Reina



0 Komentar