Ponorogo Oneplus.web.id – Memasuki usia ke-80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, semangat nasionalisme kembali menggema di berbagai penjuru negeri. Di tengah perayaan penuh warna itu, Kepala SMAN 3 Ponorogo, Dr. Sasmita Pribadi, M.Pd, menyampaikan refleksi mendalam tentang makna kemerdekaan yang sesungguhnya—bukan sekadar ritual tahunan, melainkan panggilan untuk terus berkontribusi bagi tanah air.
“Kemerdekaan bukan hanya untuk dikenang atau dirayakan, tapi untuk dijalankan. Ia adalah tanggung jawab moral setiap warga negara, terutama generasi muda, untuk terus bergerak, berkarya, dan menjaga semangat kebangsaan,” ungkapnya, Rabu (7/8/2025).
Sebagai seorang pendidik, Dr. Sasmita memandang dunia pendidikan sebagai garda depan dalam perjuangan era kini. Jika dahulu para pahlawan mengangkat senjata, maka hari ini, senjata itu adalah ilmu pengetahuan, karakter, dan semangat kolaborasi.
“Ruang kelas hari ini adalah medan juang. Di sana kita tempa generasi penerus—bukan hanya cerdas, tapi juga berintegritas, jujur, dan punya kepedulian sosial,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa kemerdekaan sejati adalah kebebasan dari ketertinggalan, intoleransi, dan apatisme. Menurutnya, Indonesia yang maju hanya bisa terwujud jika seluruh elemen bangsa, termasuk sekolah, tidak lelah menanamkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita ingin anak-anak tumbuh sebagai pribadi yang mencintai negeri ini dengan cara-cara yang nyata. Semangat belajar, kepedulian terhadap sesama, dan keberanian bersuara untuk kebaikan adalah wujud nyata dari nasionalisme,” tambahnya.
Di usianya yang ke-80, kata Dr. Sasmita, kemerdekaan Indonesia harus dimaknai sebagai tonggak untuk melangkah lebih jauh. Bukan sekadar menoleh ke masa lalu, tetapi juga menata masa depan dengan keyakinan dan komitmen bersama.
“Kemerdekaan adalah amanah. Mari kita jalani dengan penuh tanggung jawab—mulai dari bangku sekolah, dari ruang keluarga, hingga ruang-ruang publik,” tutupnya.
(Ipung)

.jpg)

0 Komentar