Pasuruan – oneplus.web.id - DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pasuruan menegaskan negara tidak boleh memperlakukan hak konstitusi warga Desa Alastlogo sekadar pajangan di atas kertas. Menurut GMNI, perjuangan rakyat mempertahankan ruang hidupnya adalah wujud nyata demokrasi yang justru sering dipatahkan dengan cara represif.
Ketua DPC GMNI Pasuruan, Dandy Aulia, menyebut konstitusi dengan jelas menjamin hak rakyat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. “Kalau negara masih pura-pura buta, berarti konstitusi hanya dijadikan orasi seremonial, bukan pijakan nyata,” sindirnya, Rabu (3/9/25) di DPRD Kab Pasuruan.
GMNI Pasuruan menilai keberanian warga Alastlogo sampai saat ini adalah tamparan keras bagi pemerintah yang lebih sering berdiri di belakang kepentingan modal ketimbang rakyat. “Alastlogo bukan sekadar desa, tapi simbol rakyat kecil yang menolak ditindas. GMNI akan berdiri di barisan depan bersama mereka,” tegas Dandy.
Penegasan GMNI Pasuruan
GMNI menyatakan sikap tegas:
• Seruan olidaritas: GMNI berdiri bersama warga Alastlogo, Wates, Sumberanyar, dan desa-desa lain sebagai simbol rakyat kecil yang memperjuangkan hak hidup dan ruang hidup yang sudah dilindungi konstitusi.
• Pengawalan hak sipil: GMNI siap mendorong langkah advokasi, baik melalui ruang publik maupun jalur hukum, agar hak konstitusi warga Pasuruan benar-benar hidup bukan cuma di atas kertas.
• Seruan demokratis: GMNI menyerukan agar penyelesaian konflik ini dilakukan segera, transparan, bermartabat, dan tidak represif. Negara harus hadir sebagai pelindung, bukan sebagai penindas.
GMNI Pasuruan menegaskan siap mengawal advokasi melalui jalur hukum maupun gerakan publik, sekaligus menyerukan solidaritas rakyat Pasuruan agar hak konstitusi benar-benar hidup bukan mati di tangan penguasa.
(Raden Hernawan)



0 Komentar