Iklan

header ads

Angklung, Warisan Musik Harmoni dari Jawa Barat yang Mendunia


Bandung,10 Oktober 2025. OnePlus.web.id
 . Angklung, alat musik tradisional khas Jawa Barat, telah menjadi simbol keharmonisan, kebersamaan, dan kekayaan budaya Indonesia yang diakui dunia. Suara khas yang lembut dan bergetar dari bilah bambu ini tidak hanya memikat hati masyarakat Nusantara, tetapi juga menjadi kebanggaan di kancah internasional.


Angklung terbuat dari bambu yang dipotong dan disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada tertentu ketika digoyangkan. Setiap angklung mewakili satu nada, sehingga untuk menghasilkan melodi lengkap dibutuhkan kerja sama dari beberapa pemain. Filosofi inilah yang membuat angklung dianggap mencerminkan nilai gotong royong dan persatuan masyarakat Sunda.



Menurut sejarahnya, angklung sudah ada sejak masa kerajaan Sunda kuno. Pada zaman dahulu, alat musik ini digunakan dalam upacara pertanian sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Sri, dewi kesuburan dan padi. Seiring berjalannya waktu, fungsi angklung berkembang menjadi hiburan rakyat, pengiring tarian, hingga media pendidikan musik.


Pengakuan dunia terhadap angklung datang pada tahun 2010, ketika UNESCO secara resmi menetapkannya sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (Intangible Cultural Heritage of Humanity). Penetapan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jawa Barat dan seluruh bangsa Indonesia.


 

Salah satu tokoh penting yang berjasa mengangkat angklung ke dunia internasional adalah Daeng Soetigna, yang dikenal sebagai “Bapak Angklung Indonesia”. Beliau mengembangkan sistem nada diatonis pada angklung, sehingga bisa dimainkan untuk musik modern seperti pop, klasik, hingga lagu-lagu nasional.


Kini, berbagai kelompok seni dan sekolah di seluruh Indonesia terus melestarikan angklung. Bahkan, pertunjukan angklung massal sering diadakan di berbagai kota besar dan luar negeri. Salah satu yang paling terkenal adalah “Saung Angklung Udjo” di Bandung — tempat wisata budaya yang menjadi pusat pelestarian dan pembelajaran angklung bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.



Pemerintah Jawa Barat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga aktif mendorong program pelestarian angklung, baik melalui pendidikan di sekolah, festival budaya, maupun pelatihan bagi generasi muda.

“Angklung bukan hanya alat musik, tapi simbol harmoni dan persatuan. Dari satu nada, kita belajar bekerja sama untuk menciptakan keindahan,” ujar seorang seniman muda Bandung, Rahayu Suryani, 

Dengan kekayaan nilai filosofis dan keindahan bunyinya, angklung terus bergetar mengiringi langkah bangsa Indonesia menuju masa depan yang tetap berakar pada budaya lokal

  • Asal Daerah: Jawa Barat
  • Bahan Utama: Bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen)
  • Nada: Diatonis dan pentatonis
  • Pengakuan UNESCO: 16 November 2010
  • Pelopor Modernisasi: Daeng Soetigna
  • Tempat Ikonik: Saung Angklung Udjo, Bandung

(R70T)


Posting Komentar

0 Komentar