Iklan

header ads

Kades Cahaya Bumi dan Kakaknya Babak Belur Dianiaya Diduga oleh Petugas Keamanan Perusahaan Sawit di OKI

OKI,- Oneplus.eeb.id - Sumatera Selatan — Insiden dugaan penganiayaan menimpa Kepala Desa (Kades) Cahaya Bumi, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Komarudin, bersama kakaknya Zainal Abidin. Keduanya mengalami luka-luka serius setelah dianiaya sejumlah orang yang diduga merupakan petugas keamanan dari sebuah perusahaan sawit di wilayah tersebut, pada Senin (20/10/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.

Peristiwa ini mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak, termasuk Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan, Jauhari A.Ma, yang mengecam keras aksi kekerasan tersebut.

Tindakan pemukulan dan penganiayaan ini di luar nalar dan tidak manusiawi,” tegas Jauhari saat memberikan keterangan kepada media, Selasa (21/10/2025).
Ia juga menyebutkan, selain petugas keamanan perusahaan, diduga ada keterlibatan sejumlah oknum anggota TNI dalam kejadian tersebut.

Menurut keterangan korban, insiden itu bermula ketika Komarudin mendapat kabar bahwa salah seorang warganya ditangkap dan diduga dipukuli oleh petugas keamanan perusahaan karena dituduh mencuri buah sawit.

Kami dapat informasi dari warga bahwa ada yang ditangkap dan dipukuli. Saya berinisiatif mengecek langsung ke lokasi,” ujar Komarudin yang ditemui di atas ranjang perawatan medis pada malam hari usai kejadian.

Dengan mengendarai sepeda motor seorang diri, Komarudin menuju area kebun perusahaan di Blok 08. Di perjalanan, ia berpapasan dengan rombongan besar petugas keamanan, sebagian di antaranya membawa senjata laras panjang.

Saya bertanya dengan sopan, izin Komandan, di mana warga saya yang ditangkap. Tapi mereka bilang tidak ada,” tuturnya.

Komarudin kemudian memperkenalkan diri sebagai Kepala Desa, namun pengakuan itu justru memicu kemarahan para petugas.

Begitu saya bilang saya Kades, mereka langsung emosi dan menyerang saya. Saya dipukul ramai-ramai,” ujarnya liri

Melihat adiknya tidak kunjung kembali, Zainal Abidin—kakak korban—menyusul ke lokasi. Saat tiba, ia kaget melihat adiknya tengah dianiaya. Zainal mencoba merekam peristiwa itu menggunakan ponsel, namun upayanya berakhir tragis.

Begitu saya mau merekam, saya langsung dipukul, HP saya dirampas. Saya bahkan dipukul pakai gagang senjata dan diancam akan dibunuh,” ungkap Zainal.

Keduanya kemudian dipaksa masuk ke mobil milik perusahaan dan terus mengalami kekerasan fisik selama perjalanan menuju kantor perusahaan.

Di dalam mobil masih dipukul. Bahkan sesampainya di kantor perusahaan pun kami masih digebuki sampai manajer datang,” tambah Komarudin.

Kekerasan baru berhenti setelah seorang Kepala Tata Usaha (KTU) perusahaan bersama sejumlah pejabat desa dan anggota Polsek Lempuing datang ke lokasi.

Kami akhirnya dievakuasi ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis. Saat ini kondisi kami sudah ditangani dokter,” tutup Komarudin

Kasus ini kini menjadi perhatian publik dan aparat hukum di wilayah OKI. Anggota DPRD Sumatera Selatan, Jauhari, mendesak agar pihak berwenang segera mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan tersebut secara profesional dan transparan.

Jangan sampai kekuasaan atau status tertentu menutupi keadilan bagi warga biasa,” ujarnya.

Pihak kepolisian maupun pihak perusahaan sawit terkait hingga berita ini diterbitkan belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa tersebut.


---

Reporter:
Editor: Redaksi
Sumber: Tribun

Posting Komentar

0 Komentar