Salatiga 19 Oktober 2025 , OnePlus.web.id Fenomena perilaku kurang sopan dan bahkan kurang ajar terhadap orang tua kini semakin marak di tengah masyarakat. Banyak kalangan menilai, hal ini menjadi tanda nyata merosotnya akhlak dan lemahnya iman generasi muda akibat pengaruh pergaulan bebas dan minimnya pendidikan karakter di lingkungan keluarga maupun sekolah.
Di berbagai daerah, sejumlah kasus menunjukkan anak-anak yang berbicara kasar, membantah, bahkan tidak menghormati orang tua mereka. Padahal, menghormati orang tua merupakan ajaran dasar dalam budaya dan agama mana pun. Namun, pengaruh media sosial, gaya hidup bebas, serta lemahnya kontrol keluarga membuat sebagian remaja kehilangan arah moral.
Menurut tokoh masyarakat Salatiga, H. Ahmad Syaifuddin, fenomena ini tak bisa dipandang sepele. “Ketika anak sudah berani melawan orang tua, itu bukan sekadar masalah perilaku, tapi tanda krisis moral yang serius. Kita perlu memperkuat pendidikan agama dan akhlak sejak dini,” ujarnya.
Ia menambahkan, pergaulan bebas tanpa batas serta tayangan yang tidak mendidik di dunia digital turut memperburuk keadaan. “Remaja sekarang mudah meniru hal-hal negatif karena kurangnya filter iman dan bimbingan dari keluarga,” tambahnya.
Pemerhati pendidikan, Rini Kartikasari, M.Pd., menilai bahwa pendidikan karakter harus menjadi pondasi utama di sekolah dan rumah. “Anak perlu dibekali nilai-nilai sopan santun, empati, dan rasa hormat kepada orang tua. Itu bukan pelajaran tambahan, tapi inti dari pembentukan kepribadian,” jelasnya.
Masyarakat diimbau untuk lebih memperhatikan pergaulan anak-anak dan memperkuat ikatan keluarga. Dengan menanamkan nilai iman, akhlak, dan kasih sayang, diharapkan generasi muda dapat kembali menghargai orang tua serta menjadi pribadi yang beretika dan beriman.
OnePlus.web.id mengajak seluruh orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk bersama-sama mengembalikan nilai moral di tengah arus modernisasi yang kian deras, demi masa depan generasi yang lebih berakhlak dan beriman.
R70T
0 Komentar