Iklan

header ads

10 Bangunan Bersejarah di Bandung yang Bikin Kamu Serasa Jalan di Masa Lalu

 


OnePlusWeb.idBandung 6 November 2025. Siapa bilang liburan ke Bandung cuma soal kuliner dan belanja?Kalau kamu mau pengalaman yang beda, coba deh jelajahi sisi klasik kota ini.Di balik gedung-gedung modern dan deretan coffee shop estetik, Bandung ternyata punya banyak bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh—dan keren banget buat dikunjungi (serta difoto pastinya 


Berikut 10 bangunan bersejarah di Bandung yang bukan cuma jadi saksi zaman, tapi juga bagian dari wajah keren kota ini!

1. Gedung Sate – Ikon Abadi Kota Kembang

Tusuk sate di puncaknya bukan cuma hiasan, tapi simbol semangat kerja dan keteguhan.
Dibangun tahun 1920-an, Gedung Sate sekarang jadi kantor Gubernur Jawa Barat.
Tampilannya megah, klasik, tapi tetap Instagramable banget kalau kamu suka arsitektur kolonial.

2.Gedung Merdeka – Tempat Dunia Pernah Berkumpul

Gedung putih di Jalan Asia Afrika ini dulu tempat elite Belanda berdansa, lalu berubah jadi ruang sejarah dunia lewat Konferensi Asia Afrika 1955.
Kini kamu bisa masuk dan melihat langsung ruang sidang yang dulu mempertemukan para pemimpin dunia.
Rasanya seperti menyentuh sejarah yang masih hangat.

3. Museum Konferensi Asia Afrika – Arsip Dunia di Tengah Kota

Masih di kompleks Gedung Merdeka, museum ini menyimpan dokumen, foto, dan mikrofon asli dari KAA.
Bangunan ini kecil tapi penuh aura “pertemuan besar.”
Cocok banget buat kamu yang suka sejarah dan ingin melihat bagaimana Bandung jadi pusat diplomasi dunia.

 4.Museum Pos Indonesia – Dari Surat ke Digital

Sebelum ada WhatsApp dan email, di sinilah komunikasi lintas daerah terjadi.
Museum Pos Indonesia memamerkan prangko langka, surat-surat zaman Belanda, sampai alat kirim jadul yang estetik banget buat difoto.
Bangunannya bergaya kolonial elegan—old but gold!

5. Gedung Indonesia Menggugat – Tempat Bung Karno Berpidato

Kalimat “Indonesia Menggugat” lahir dari sini.
Di gedung ini, Soekarno pernah berdiri di depan pengadilan kolonial untuk membela rakyatnya.
Sekarang jadi museum kecil yang menyimpan semangat besar: bahwa kata-kata bisa mengguncang dunia.

6. Monumen Bandung Lautan Api – Ketika Kota Pilih Menyala

Tegallega bukan cuma taman besar, tapi juga tempat berdirinya monumen heroik setinggi 45 meter.
Bentuknya api, simbol keberanian warga Bandung yang membakar kotanya sendiri agar tak direbut penjajah tahun 1946.
Datang sore hari, vibe-nya keren dan penuh makna.

7. Villa Isola – Keanggunan di Atas Bukit

Bangunan putih megah di kawasan Setiabudi ini dulunya rumah jutawan Belanda D.W. Beretty.
Sekarang jadi bagian kampus UPI.
Gaya art deco-nya bikin suasana seperti di Eropa, tapi dengan udara segar khas Bandung Utara.
View-nya? Mantap banget!

8. Gedung Dwi Warna – Tenang tapi Berkelas

Jarang disebut wisatawan, tapi bangunan ini punya sejarah penting karena pernah jadi tempat persiapan Konferensi Asia Afrika.
Desainnya elegan dan simetris, cocok buat yang suka hunting foto bergaya vintage.

9. Hotel Savoy Homann – Tempat Menginapnya Tokoh Dunia

Hotel legendaris di Jalan Asia Afrika ini jadi saksi banyak pertemuan besar.
Dulu, tamu-tamu dari 29 negara Asia Afrika pernah tidur di sini.
Interiornya masih mempertahankan desain art deco khas 1930-an—vibes-nya classy banget!

10. Grand Hotel Preanger – Arsitektur & Cerita Soekarno Muda

Hotel klasik ini pernah direnovasi oleh C.P. Wolff Schoemaker, guru arsitek Soekarno.
Konon, Soekarno muda sempat ikut membantu desainnya.
Sekarang hotelnya tetap eksis dan jadi salah satu bangunan paling elegan di pusat kota Bandung.

Selain cantik dan bersejarah, tiap gedung punya cerita yang relevan dengan semangat zaman sekarang—tentang perjuangan, kolaborasi, dan cinta tanah air.
Kamu bisa banget bikin city walk trip tematik “Heritage Bandung” mulai dari Gedung Sate sampai Asia Afrika Street.
Sambil foto-foto, kamu juga ikut merawat ingatan sejarah bangsa.


Bandung bukan cuma kota wisata, tapi juga ruang waktu yang hidup.
Karena di sini, masa lalu tidak sekadar diingat—tapi dirayakan. 


Reina

Posting Komentar

0 Komentar