OnePlusWeb.id — Nasional 40 November 2025 .Fenomena bank plecit atau rentenir harian kembali menjadi sorotan di sejumlah daerah. Meski dianggap meresahkan, keberadaan mereka tetap dibutuhkan sebagian warga yang kesulitan mendapatkan akses pinjaman dari lembaga keuangan resmi.
Di berbagai pasar tradisional, usaha mikro, hingga pelosok desa, bank plecit menawarkan pinjaman cepat tanpa syarat rumit. Prosesnya singkat, hanya perlu KTP atau bahkan sekadar kepercayaan, dana langsung cair dalam hitungan menit. Bagi pedagang kecil yang membutuhkan modal mendadak, kehadiran mereka kerap menjadi “jalan pintas”.
Namun di balik kemudahan tersebut, bunga tinggi dan sistem penagihan harian menjadi momok menakutkan. Banyak warga mengaku terjebak dalam lingkaran hutang karena tidak sanggup membayar bunga yang bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari pinjaman awal. Tidak sedikit pula kasus intimidasi yang terjadi saat penagihan, sehingga menambah keresahan masyarakat.
Pemerhati ekonomi rakyat, Sutrisno Widodo, menilai bahwa bank plecit bertahan karena ketidakhadiran negara dalam menyediakan akses permodalan yang mudah dan cepat. “Selama prosedur bank resmi masih rumit, selama koperasi belum optimal, bank plecit akan tetap hidup,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pemerintah daerah mulai menggencarkan program kredit mikro berbunga rendah sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat pada rentenir. Meski demikian, sosialisasi dan pemerataan layanan masih menjadi tantangan.
Warga berharap pemerintah dapat memberi solusi yang lebih nyata agar mereka tidak bergantung pada pinjaman berbunga tinggi. “Kami butuh akses modal yang cepat, bukan yang bikin tambah susah,” kata Sari, pedagang sayur di Magelang.
Kehadiran bank plecit kini berada di persimpangan: di satu sisi membantu kebutuhan mendesak warga, namun di sisi lain menjadi ancaman ekonomi yang menghimpit pelaku usaha kecil. Perlu langkah serius dan terpadu agar masyarakat kecil tidak terus terjebak dalam praktik pinjaman yang memberatkan.
Reina



0 Komentar