onePlusWeb.id — 28 November 2025Limbah sampah masih menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang terus berulang di berbagai daerah di Indonesia. Meski kampanye kebersihan dan program pengelolaan sampah sudah sering digaungkan, kenyataannya penanggulangan sampah masih jauh dari kata maksimal.
Di berbagai kota, tumpukan sampah rumah tangga, plastik sekali pakai, hingga limbah industri masih mudah ditemui di sungai, pinggir jalan, bahkan area pemukiman. Kondisi ini bukan hanya menurunkan kualitas lingkungan, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Menurut sejumlah pemerhati lingkungan, akar persoalan terletak pada tiga faktor utama: rendahnya kesadaran masyarakat, kurangnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, serta minimnya inovasi dalam sistem daur ulang. “Masih banyak masyarakat yang menganggap sampah sebagai urusan pemerintah semata, padahal perilaku individu memegang peran besar,” ujar salah satu aktivis lingkungan.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga dinilai belum optimal dalam menghadirkan solusi. Tempat pembuangan sementara (TPS) banyak yang overload, sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di beberapa wilayah berada pada tahap kritis karena kapasitas hampir penuh. Program pemilahan sampah dari rumah tangga pun masih belum berjalan merata.
Meski begitu, beberapa komunitas lokal menunjukkan inisiatif positif, seperti gerakan bank sampah, pengolahan sampah menjadi kompos, hingga pemanfaatan limbah plastik untuk kerajinan. Namun, skala gerakan tersebut masih terbatas dan belum mampu menyelesaikan masalah secara menyeluruh.
Para pakar menilai bahwa solusi pengelolaan sampah harus dilakukan dengan pendekatan terpadu—melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan inovator teknologi. Tanpa kolaborasi yang kuat, masalah sampah diprediksi akan semakin membesar dan berdampak panjang bagi generasi mendatang
Isu limbah sampah ini kembali mengingatkan pentingnya kesadaran kolektif untuk membangun lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Sebab, sampah bukan hanya masalah hari ini, tetapi juga masa depan
Reina



0 Komentar