oneplus.web.id –ciabjur 5 November 2025 Di balik sejuknya udara pegunungan Cianjur, tersimpan kisah yang tak banyak diketahui orang. Sebuah penelusuran sejarah lokal mengungkap fakta mengejutkan: Pangeran Hidayatullah, tokoh penting dari Kesultanan Banjar yang selama ini dikenal “terbuang” dari tanah kelahirannya, ternyata meninggalkan jejak di daerah Cianjur, Jawa Barat.
Nama Pangeran Hidayatullah dikenal dalam sejarah sebagai sosok pemberani yang memimpin perlawanan terhadap kolonial Belanda di Kalimantan Selatan pada abad ke-19. Namun setelah perlawanan itu mereda, catatan sejarah seakan mengabur. Banyak versi mengatakan ia diasingkan ke luar pulau, tapi sedikit yang menyebut bahwa langkah terakhir sang pangeran justru berhenti di tanah Pasundan.
Baru-baru ini, sejumlah pemerhati sejarah menemukan sebuah makam tua di wilayah selatan Cianjur yang diduga kuat memiliki kaitan langsung dengan sang pangeran. Warga sekitar selama ini hanya mengenalnya sebagai “makam leluhur yang dihormati”, tanpa mengetahui siapa sebenarnya sosok yang dimakamkan di sana.
“Setelah kami menelusuri cerita rakyat dan manuskrip lama, banyak petunjuk yang mengarah pada nama Pangeran Hidayatullah. Ada kesamaan waktu, nama pengikut, hingga catatan pengasingan,” ujar Rahmat Sopian, peneliti sejarah lokal, saat ditemui di lokasi.
Menariknya, beberapa benda peninggalan seperti tombak, kitab tua, dan kain bertulis aksara Arab Pegon ditemukan tidak jauh dari area tersebut. Masyarakat kini mulai percaya bahwa tempat itu bukan sekadar makam biasa, melainkan bagian dari perjalanan akhir seorang pangeran pejuang yang mencari ketenangan jauh dari hiruk pikuk kekuasaan.
Pemerintah daerah Cianjur berencana meneliti lebih jauh dan menjadikan lokasi ini situs sejarah baru yang memperkaya khazanah perjuangan bangsa. Sementara para peneliti berharap temuan ini bisa membuka lembaran baru dalam memahami perjalanan tokoh-tokoh Nusantara yang selama ini terlupakan.
Di balik kabut pegunungan Cianjur, kisah lama itu kini kembali hidup — mengingatkan bahwa sejarah bukan hanya milik buku, tapi juga milik bumi dan rakyat yang masih menyimpannya dengan setia.
Reina




0 Komentar