Iklan

header ads

Orang Arab Ramai Datang ke Indonesia untuk Berburu Tanaman Bernama “Al-Qur’an”


ITime.id –
 17 November 2025 .nFenomena unik tengah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Sejak tiga bulan terakhir, wisatawan dan kolektor tanaman dari Timur Tengah—khususnya Arab Saudi, Oman, dan Uni Emirat Arab—ramai datang ke Indonesia untuk berburu tanaman langka yang oleh masyarakat lokal dijuluki Tanaman Al-Qur’an.

Tanaman ini dinamakan demikian karena urat daunnya membentuk pola menyerupai kaligrafi Arab, sehingga dianggap memiliki keunikan spiritual sekaligus nilai estetika tinggi. Keunikan inilah yang membuat tanaman ini tiba-tiba menjadi incaran kolektor dunia.


Di Indonesia, tanaman “Al-Qur’an” tumbuh liar di daerah berhawa sejuk dan lembap seperti:

Warga setempat awalnya hanya menganggap tanaman ini sebagai tumbuhan hias biasa. Namun video tentang pola daun yang mirip tulisan Arab viral di media sosial Timur Tengah, membuat permintaan melonjak tajam.


Di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, kedatangan warga Arab terasa signifikan. Mereka datang berkelompok dengan pemandu lokal, langsung membeli dari petani atau pemburu tanaman hutan.

“Orang Arab yang datang biasanya membeli dalam jumlah banyak, 5 sampai 10 pot sekaligus,” ujar Rahmad, seorang petani tanaman hias setempat.

Harga di tingkat lokal yang semula hanya Rp 50.000 per pot, kini bisa mencapai Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta, bergantung ukuran dan kejelasan pola daun


Ahli botani dari beberapa universitas menilai tanaman ini masih masuk dalam keluarga Calathea atau Maranta, yang memiliki ciri khas motif daun unik. Namun pola alami yang menyerupai kaligrafi Arab menjadikan tanaman ini sangat langka.

“Fenomena ini membuat Indonesia punya potensi baru dalam pasar tanaman hias dunia,” ujar Dr. Nuning, peneliti tanaman hias tropis di 


Sejumlah pemerintah daerah kini mulai membuat aturan agar tanaman Al-Qur’an tidak diambil secara masif dari alam. Pasalnya, tanaman ini tumbuh cukup lambat dan sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan.

Beberapa daerah mulai mendorong budidaya melalui:

  • Perbanyakan anakan secara terkontrol
  • Pembibitan di rumah kaca
  • Pembatasan pengambilan tanaman liar

Dengan cara ini, ekonomi masyarakat bisa tumbuh tanpa merusak ekosistem.


Fenomena datangnya warga Arab untuk berburu tanaman “Al-Qur’an” menunjukkan bagaimana kekayaan flora Indonesia kembali mencuri perhatian dunia. Banyak pengusaha tanaman hias kini mulai melihat peluang ekspor, terutama ke Timur Tengah yang sangat meminati tanaman unik bernuansa Islami.

Selama pengelolaan dilakukan secara berkelanjutan, tanaman Al-Qur’an berpotensi menjadi komoditas baru Indonesia di pasar internasional.


Reina 

Posting Komentar

0 Komentar