OnePlusweb.id ,Salatiga 9 November 2025 – Di tengah modernisasi, masyarakat Jawa Tengah masih memegang teguh tradisi kuno penuh makna, yakni padusan — ritual mandi penyucian diri yang sarat nilai spiritual dan mistik. Tak hanya menjelang bulan suci atau acara adat tertentu, padusan kini menjadi simbol hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta, yang terus hidup di berbagai daerah.
Ritual Suci dari Salatiga hingga Lereng Merapi
Di wilayah Salatiga, padusan kerap digelar di sumber air yang dipercaya memiliki energi alami dan kekuatan spiritual. Beberapa tempat yang terkenal antara lain:
- Sendang Senjoyo di Tegalwaton, tempat yang diyakini pernah menjadi lokasi semedi para raja Mataram.
- Sendang Kalitaman di Sidorejo, yang terkenal dengan airnya yang jernih dan dipercaya membawa kejernihan batin.
- Umbul Senjoyo Kidul di perbatasan Tingkir.
- Sumber Muncar dan Sumber Nglimut di lereng Merbabu, tempat yang sering digunakan untuk meditasi dan ritual penyucian diri.
Suasana di lokasi-lokasi ini terasa sakral, terutama saat malam hari. Asap dupa, taburan bunga setaman, dan lantunan doa membuat aura mistik terasa kuat. Warga datang dengan niat membersihkan diri dari energi buruk sekaligus menyatukan diri dengan alam.
Tokoh adat setempat, Mbah Rasto (70), menuturkan,
“Padusan bukan hanya tentang mandi, tapi tentang melepas hal-hal negatif. Air sendang adalah anugerah alam, tempat kita berserah dan memohon keseimbangan hidup,” ujarnya di sela ritual di Sendang Senjoyo.
Tempat Pemandian Sakral Lain di Jawa Tengah
Tradisi padusan tak hanya hidup di Salatiga. Di berbagai daerah lain di Jawa Tengah, banyak sumber air dan umbul sakral yang dijadikan lokasi penyucian diri:
- Umbul Pengging (Boyolali): terkenal sebagai tempat pemandian para bangsawan Keraton Surakarta; airnya dipercaya membawa ketenangan batin.
- Umbul Cokro Tulung (Klaten): tempat wisata alam yang juga sering dijadikan lokasi padusan dan ritual bersih diri.
- Umbul Sewu (Temanggung): mata air alami di lereng Gunung Sumbing, dikenal dengan aura spiritualnya yang kuat.
- Umbul Manten (Klaten): dipercaya sebagai tempat penyatuan cinta dan kesetiaan, sering dikunjungi pasangan yang ingin mempererat hubungan.
- Sendang Umbul Jolotundo (Ambarawa): airnya dianggap suci dan banyak digunakan dalam ritual adat Jawa serta kegiatan spiritual.
- Sendang Kaligending (Magelang): lokasi yang diyakini menjadi tempat mandi para leluhur zaman dahulu.
Selain nilai spiritual dan mistik, padusan juga menjadi momen kebersamaan warga. Banyak masyarakat yang datang beramai-ramai, membawa perlengkapan, sesaji, dan makanan untuk dinikmati bersama setelah ritual selesai.
Budayawan Jawa Tengah, Ratri Wibisono, mengatakan bahwa padusan merupakan bentuk warisan budaya yang menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
“Dalam padusan, ada unsur doa, penghormatan, dan kebersamaan. Ia adalah cermin kesadaran spiritual masyarakat Jawa yang tidak lekang oleh zaman,” ujarnya.
Kini, sejumlah sumber air seperti Senjoyo, Pengging, dan Umbul Manten mulai dikelola sebagai wisata spiritual dan budaya, menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin merasakan pengalaman pembersihan diri ala masyarakat
Meski teknologi dan gaya hidup modern terus berkembang, tradisi padusan tetap bertahan. Di setiap tetes air sendang, masyarakat masih menemukan makna tentang keseimbangan hidup, keheningan jiwa, dan penghormatan terhadap alam semesta.
Ritual ini bukan hanya warisan masa lalu, melainkan refleksi nilai-nilai luhur yang menegaskan bahwa kesucian diri tidak hanya berasal dari tubuh yang bersih, tetapi juga dari hati yang tulus dan pikiran yang tenang.
Reina



0 Komentar