OnePlusWeb.id – 4Desember 2025 .Cuaca & LingkunganJakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hari ini mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang menjadi perhatian luas publik. Sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya Pulau Jawa dan beberapa provinsi luar Jawa, diperkirakan akan diguyur hujan sangat lebat disertai angin kencang dan petir dalam 24–48 jam ke depan.
Peringatan ini diberikan setelah analisis dinamika atmosfer menunjukkan adanya pertemuan massa udara basah dan pembentukan awan konvektif besar yang berpotensi menghasilkan hujan ekstrem dalam waktu singkat.
Daerah yang Masuk Kategori Risiko Tinggi
BMKG merilis daftar wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem, yaitu:
- Jawa Tengah
- Jawa Barat
- Banten
- DKI Jakarta bagian Selatan dan Timur
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Selatan
- Lampung
- Sumatera Selatan
Beberapa daerah dataran rendah dan kawasan padat penduduk diminta meningkatkan level kewaspadaan, terutama wilayah yang memiliki riwayat banjir tahunan.
Faktor Penyebab: Pertemuan Angin Basah dan Meningkatnya Suhu Laut
Deputi Bidang Meteorologi BMKG menjelaskan bahwa hujan ekstrem ini dipicu oleh beberapa faktor cuaca sekaligus:
- Pertemuan angin (konvergensi) di bagian barat dan selatan Jawa yang memicu pertumbuhan awan cumulonimbus.
- Suhu permukaan laut yang lebih hangat dari rata-rata normal, sehingga meningkatkan penguapan dan menambah pasokan uap air.
- Fenomena Madden–Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di wilayah Indonesia.
“Gabungan tiga fenomena ini membuat peluang hujan ekstrem sangat tinggi. Beberapa daerah bisa mengalami hujan dalam intensitas 150–200 mm per hari,” ujar BMKG dalam rilis resminya
.
Dampak yang Berpotensi Terjadi
BMKG mengingatkan bahwa cuaca ekstrem seperti ini dapat menimbulkan berbagai dampak, di antaranya:
- Banjir bandang secara tiba-tiba
- Longsor di daerah perbukitan
- Pohon tumbang akibat angin kencang
- Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa dan Sumatera
- Gangguan jaringan listrik dan komunikasi
- Kemacetan serta pembatalan penerbangan tertentu
Beberapa daerah pesisir juga diimbau waspada terhadap potensi rob (banjir pasang air laut) yang dapat muncul bersamaan dengan hujan lebat.
Pemerintah Daerah Diminta Aktifkan Posko Siaga 24 Jam
Menanggapi peringatan BMKG, pemerintah daerah di sejumlah provinsi langsung menginstruksikan BPBD dan aparat terkait untuk:
- Menyiapkan perahu karet dan alat evakuasi
- Memperbarui peta rawan banjir dan longsor
- Memastikan saluran air kota dalam kondisi tidak tersumbat
- Memeriksa kesiapan posko darurat dan logistik bencana
- Menyiapkan petugas bersiaga penuh di titik rawan
“Semua daerah harus sigap. Kita ingin memastikan tidak ada korban jiwa yang jatuh karena keterlambatan penanganan,” ujar salah satu pejabat pemerintah daerah.
Imbauan BMKG untuk Masyarakat
BMKG juga memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat agar tetap aman dan waspada selama periode cuaca ekstrem:
- Hindari berlindung di bawah pohon saat hujan disertai petir
- Jauhi area bantaran sungai
- Segera mengungsi jika air mulai naik
- Hindari bepergian melewati jalan yang rawan longsor
- Matikan peralatan elektronik saat terjadi petir intens
- Periksa kondisi atap rumah dan saluran air sebelum hujan datang
BMKG menegaskan bahwa informasi cuaca akan diperbarui setiap 6 jam, dan masyarakat diimbau mengikuti kanal resmi BMKG untuk mendapatkan informasi terbaru.
Kondisi Cuaca Diperkirakan Stabil Kembali dalam Dua Hari
Meski begitu, BMKG memprediksi bahwa sistem cuaca ekstrem ini hanya berlangsung dalam satu hingga dua hari ke depan. Setelah itu, curah hujan diperkirakan turun ke intensitas sedang, meski potensi hujan sore hingga malam masih tetap ada.
Ahli iklim mengingatkan bahwa musim penghujan tahun ini diperkirakan lebih basah dari biasanya karena pengaruh anomali angin dan suhu laut.
Masyarakat Diminta Siaga, Bukan Panik
Meski peringatan cuaca ekstrem ini membuat beberapa warga khawatir, BMKG menegaskan bahwa langkah terbaik adalah meningkatkan kesiapsiagaan tanpa perlu panik berlebihan. Kesiapan pemerintah daerah, koordinasi aparat, serta respons cepat warga dinilai menjadi kunci minimnya korban bencana.
“Cuaca ekstrem tidak selalu menghasilkan bencana jika masyarakat siap dan tanggap,” tutur salah satu pakar mitigasi bencana.
Reina



0 Komentar