OnePlusWeb.id — Bandung 2 Desember 2025 Memasuki puncak musim hujan, sektor pertanian kembali menghadapi tantangan besar. Curah hujan tinggi yang berlangsung tidak menentu membuat para petani harus bekerja ekstra hati-hati agar tanaman tetap terjaga dan panen tidak mengalami kerugian.
Di sejumlah wilayah pertanian Indonesia, intensitas hujan yang meningkat telah menyebabkan kondisi tanah menjadi terlalu lembap. Situasi ini memicu risiko gagal panen akibat munculnya jamur, busuk akar, hingga hama penyakit yang berkembang lebih cepat pada kondisi basah.
Para ahli pertanian mengingatkan bahwa musim hujan bukan hanya soal air berlebih, namun juga soal pemilihan jenis tanaman yang tepat. Beberapa komoditas seperti cabai, tomat, dan bawang merah dikenal rentan terhadap curah hujan tinggi. Sebaliknya, tanaman seperti padi, kangkung, singkong, dan jagung dianggap lebih mampu bertahan pada kondisi tanah lembap.
“Petani harus lebih selektif menentukan komoditas yang ditanam. Musim hujan memang memerlukan strategi berbeda karena tidak semua tanaman cocok dengan kondisi ini,” ujar seorang penyuluh pertanian di Kabupaten Banyumas.
Selain pemilihan tanaman, upaya pencegahan seperti drainase yang baik, pemberian pupuk yang seimbang, dan pengaturan jarak tanam juga menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas tanaman selama musim penghujan.
Di lapangan, banyak petani mengaku tetap waspada karena hujan deras bisa datang secara tiba-tiba, membuat lahan tergenang dan bibit rusak. Namun sebagian optimis bahwa dengan teknik pengelolaan yang tepat, musim hujan tetap dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman tertentu.
Pemerintah daerah di berbagai wilayah telah meminta para petani untuk terus berkoordinasi dengan penyuluh lapangan guna memantau kondisi cuaca dan mendapatkan rekomendasi teknis terkait pola tanam musim hujan.
Dengan adaptasi yang baik, para petani diharapkan mampu meminimalisir risiko sekaligus tetap menjaga produktivitas panen di tengah cuaca ekstrem yang sulit diprediksi.
0 Komentar